Sejarah Fintech Ada Di Indonesia

Baca Ini Juga, Blays..!

Jaman sekarang, semua serba gampang. Mau ini gampang, mau itu gampang.. Jangan heran kalo jadinya banyak cowok yang suka ngegampangin. Cewek juga si..!

Pokoknya, semua serba digampangin..

PS :
digampangin itu beda sama digambarin.. kalo digampangin itu dianggap gampang, sementara kalo digambarin itu kalo misalnya ada tugas ngegambar yang besok harus dikumpulin, tapinya kita nggak bisa ngegambar sendiri.. jadi kita minta digambarin

Nah.. soal ngegampangin tadi, itu bisa jadi merupakan akibat dari semua yang saat ini serba gampang. Mau belanja gampang, mau jual atau beli barang gampang, mau cari sewaan apartemen yang cuma jam-jam'an gampang.. semuanya gampang!

Begitu juga halnya urusan minjem duit. Kalo dulu, saat kita butuh duit dadakan, ada yang namanya bank inang inang, yakni bank yang biasanya rajin blusukan ke pedalaman, nawarin pinjeman kepada mereka yang punya warung, punya kebon, punya kambing dan lain sebagainya sembari setengah maksa. Suatu saat, ketika para peminjam ini tidak sanggup lagi membayar, maka warung atau kebon mereka bisa ditarik paksa.. sementara kambing bisa dinikahi.
Mereka para inang inang ini, sangat mendominasi platform peminjaman dengan determinasi penuh. Dimana saat kalian minjem duit sama mereka, maka prosesnya itu gampang banget, tapiii... balikinnya susah banget!
Kenapa balikin susah?
Karena saat dimana peminjaman sudah jatuh tempo, maka jumlah pokok pinjaman yang harus kalian bayar itu akan jauh lebih kecil dibandingin sama bunganya!
Bunga-nya gede!! Bukan punyanya si bunga gede.. tapi bunga pinjaman-nya gede!

Itulah bank inang inang..

Sementara, kalo jaman sekarang.. itu ada yang namanya fintech. Meski awalnya fintech ini dari luar - dan kebanyakan kokoh yang punya perusahaan fintech ini asalnya dari cungkok, tapi sejatinya, fintech ini sangat terinspirasi oleh kearifan lokal budaya kita. Dimana ceritanya, fintech ini terinspirasi dari kisah seorang rentenir inang inang tadi.

Ceritanya begini..

Suatu hari, ada yang namanya Bang Tigor, yang merupakan agen bank inang inang. Bang Tigor ini, biasanya datang ke kampung-kampung untuk menawarkan jasa pinjamannya kepada para penduduk kampung, yang mayoritas hidupnya masih jauh di bawah garis kemunafikan.
Sambil mencari nasabah baru, Bang Tigor biasanya berkeliling sekalian nagih nasabah lama yang sudah jatuh tempo.
Biasanya, untuk mengakomodasi guyuran uang dari para nasabah lama yang membayar tagihannya, Bang Tigor kerap membawa tas kecil, yang biasa diselipin di keteknya.

Bang Tigor The Rentenir.. Melakukan proses penagihan

FYI :
diselipin yang dimaksud itu bukanlah tentara.. kalo tentara itu disiplin

Tiap Bang Tigor berkeliling - dengan membawa tas kecil di keteknya tentunya, para warga kampung biasanya berpura-pura untuk tidak ada di rumah. Beberapa dari mereka ada yang pura-pura ke pasar, ada yang pura-pura dirawat di rumah sakit (kayak pak sevnot), berpura-pura wafat, berpura-pura dijegal (itu mah daiping), ada saja pokoknya alasannya..

Suatu hari, tatkala Bang Tigor tengah berkeliling untuk menagih nasabah lama - plus menjaring nasabah baru, ia bertemu dengan Wang Fei Li, tukang minyak wangi oplosan yang baru datang dari cungkok naek emiret.
Wang Fei Li melihat Bang Tigor yang mengepit tas berisi duit hasil tagihan dari masyarakat atas pinjaman berbunga-nya. Dari situ, Wang Fei Li merasa bahwa "Jadi rentenir ternyata jauh lebih menguntungkan ketimbang jadi authorize seller minyak wangi oplosan..!". Seketika itu, Wang Fei Li langsung menghubungi adik iparnya yang merupakan bos kartel narkoba terbesar di Hong Kong, untuk mengirimkan uang. Tujuannya buat apalagi kalau bukan untuk mengurus akta pendirian PT yang bergerak di bidang peminjaman uang?!

Wang Fei Li pun tak membuang waktu lama.. segera setelah akta PT nya selesai, ia mendaftarkan usahanya itu ke OJK - bukan OJK otoritas jasa keuangan, melainkan OJK ONLINE (berjaket ijo).
Ketika oleh orang OJK ini ditanya jenis usahanya apa? Wang Fei Li tidak mengambil label 'perbankan'.. karena sudah terlalu mainstream katanya. Ia memilih untuk menggunakan nama 'fintech', dimana kata ini diadaptasi dari kata 'pintek' yang merupakan singkatan dari 'diselipin di ketek' - merujuk pada sebuah tas flat kecil berisi uang yang menjadi salah satu tools wajib bagi Bang Tigor The Rentenir.

Sejak saat itu, maka jadilah.. bilamana ada yang serupa dengan Wang Fei Li dan berniat untuk membuka usaha peminjaman uang berbunga besar, maka ia disebut sebagai pelaku fintech.. alias pintek.. alias diselipin di ketek.
Oleh karenanya, mari sekarang kita beri one minute applause untuk Bang Tigor, Sang Rentenir legendaris yang menginspirasi lahirnya fintech.

Sumber : blog ini juga

Disklemer :
info yang dikasih artikel ini merupakan info akurat tapi gak bertanggung jawab. Artinya, situs ini tidak bertanggung jawab kalo kalian (pembaca) jadi sesat.

12 comments:

  1. Kwkwk..Pintek singkatannya itu ya :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. betul.. jangan temakan doktrin kalo pintek itu adalah pinensyel teknologi.. karena sejati-jatinya, pintek itu adalah diselipin di ketek!

      inget ya.. 'diselipin', bukan 'disiplin'!

      Delete
  2. Ntah memang fontnya yang lucu atau mataku yang sipit ini rusak, dari tadi baca diselipin kebaca di disiplin mulu, masa disiplin di ketek. Jadi untuk ini aku kau ngambil pesan moralnya aja yaitu peluang usaha akan datang dari mana saja sekalipun di selipan ketek. Tadi ga asik nih kerjaan ya! Ngeselin

    ReplyDelete
    Replies
    1. wah.. bapak ini nggak bisa bedain tentara sama yang nyelip

      Delete
  3. ya kenapa aku ngekek pas baca diselipin yang dimaksud itu bukanlah tentara.. kalo tentara itu disiplin, wkwkwk

    ReplyDelete
  4. baca asal usul fintech di blog ini jadi pengen ngakak,...ha-ha-ha,..bakat nih jadi pelawak,..wkwkckk

    ReplyDelete
  5. Ahahaha.... anjir. Legenda banget nih, kisahnya.

    ReplyDelete
  6. bisa ngutang lewat hape,,tapi kalau nunggak yang tau semua kontak di hape,,,,,,


    enak g ngutang

    ReplyDelete
  7. auto ngakak juga. Haha, kreatif bnget sih... hihihi...

    ReplyDelete
  8. Xixixi kirain pas baca judulnya beneran asal-usul fintech dengan bahasa teknologi yang riwet ternyata malah bikin senyum-senyum di tengah dahaga berpuasa. :D

    ReplyDelete
  9. wkwkwk pintek.. kreatif nyari istilah nih.

    ReplyDelete